Sebuah Bahan Refleksi



Bagaimana wujud sebuah kepercayaan itu sebenarnya, cukup abstrak menurutku.

kemarin kucoba tuk memvisualisasikannya hanya menghadirkan kebingungan lagi di pikiran.

.

Tulisan diblog ini aku tulis di temani dengan lantunan lagu dari radio Prambors yang sering aku putar di Komputer yang berada di perpustakaan tempatku bekerja. bertepatan hari ini, air hujan seolah menjadi sebuah pertanda akan memasuki akhir tahun.

Akhir-akhir ini mungkin banyak sedikit hal yang kemudian menjadi alat penghentakku dan akhirnya kembali menyadarkan ku, jikalau ada yang salah dengan hidupku, mungkin ada sebuah hal yang Tuhan siapkan untukku di penghujung hari itu. Namun akupun tak ingin merasa percaya diri dengan perkataan perkataan para motivator itu, karena akupun sadar jika hal yang aku lakukan hanya serentetan hal yang ia tidak ridho i.

Aku merasa terpuruk kembali di tahun ini, serasa jatuh dan tertimpah tangga sekaligus, menjadikan kembali menggelar sejadah di kamar yang lembab itu, kemudia bermunajad kepada Tuhan mengenai berbagai problematik yang aku hadapi dewasa ini. aku kurang percaya dengan kata-kata di atas itu, sebab itu merupakan legalisasi perbuatan buruk yang mungkin akan aku lakukan esok hari.

jika suatu hari ada manusia yang mampu menciptakan sebuah mesin yang mampu dan bisa mengubah kebiasaan manusia dari buruk ke lebih baik, maupun sebaliknya. akan ku coba alat itu, dan ketika sudah berdiri di hadapan alat jutaan dollar itu. kertas yang di berikan oleh seorang suster untuk menulis kebiasaan apa saja yang akan kamu hilangkan dari kehidupanmu.

maka ia yang pertama adalah hal yang paling susah aku hilangkan adalah kecanduanku dalam mengkonsumsi situs dan konten pornografi, ini seolah mendarah daging di dalam sel-sel, pembuluh vena darahku yang sangat sulit aku hilangkan. sesesakali aku bisa menghapusnya, namun ketika kumat, ia malah meraung layaknya seekor harimau.

maka yang kedua tentunya kebiasaanku berbohong dengan orang ataupun dengan orang tua, sewaktu detik dan setiap detik kegagalan datang tuk bersilaturahmi denganku, maka hal yang bisa jadi aku bisa jadikan kambing hitam itu mungkin adalah hal ini, terlepas ada hal eksteral juga.

kedua hal diatas ini hanya salah satu dari masih banyak hal yang ingin aku hilangkan di dalam mesin terbaru ini. namun ia akan ku jadikan prioritas karena jika ku tarik benang merahnya, ternyata kedua hal inilah bahan bakar dari kebiasaan-kebiasaan negatif yang aku lakukan tiap harinya.

Tulisan ini mungkin aku dedikasikan untuk diriku yang akan aku tinggalkan, dan memulai diriku yang baru, walaupun aku tau jalan didepan akan menanjak, maka akan ku persiapkan bekal yang cukup,tetap akan ku jalankan kebiasaan membaca bukuku, dan juga akan aku tulis dan mengaktifkan blog iini kembali.

Fiqri, semoga kita bisa jadi lebih baik lagi, walau perlahan namun tak terputus...

Makassar, 11 Nov 2022

Komentar

Postingan Populer