Berbeda


Setelah mampu berhasil membantu professor dalam rencana pembobolan Bank Spanyol,aku tertembak dan bangun di tengah malah
Malam itu hujan turun bagikan bekas rindu yang tak kunjung bertemu. semua yang merasa masih punya nyawa akan merasakan perbedaanya
Ramadhan tahun ini akan menjadi sebuah legenda sampai Nabi Isa turun tuk membawa perlawanan.
Khusunya di negeriku ramadhan selalu menjadi sebuah moment yang bak seorang pemenang Liga Dangdut pulang membawa juara satu,selalu di elukan kedatangannya.keliling jajan gorengan sehabis tarwih sampai lupa kalau kalau keuangan sedang merasa tertatih
Suasana saat sahur,sampai kumandang suara para dewan sering ngasih ucapan sebelum berbuka
Hari ini adalah hari pertama PSBB atau singkatan dari“Pembatasan Sosial Berskala Besar”ada yang nurut ada juga yang curut.itulah negeriku,negeri besar yang punya banyak perbedaan, pemikiran dan perspektif
Ramadhan 1441 hijriah tahun ini berbeda dengan yang lalu-lalu.dewasa ini spesial bagi kita umat muslim mendapat teman dalam menjalankan ibadah puasa.
CORONA.begitulah kami menyebutnya.wabah yang sedang menjadi pandemi di seluruh planet biru.semua tempat merasakan dampak dari virus ini.bahkan di Madinah dan Mekkah pun ramadhan mereka berbeda dengan tahun-tahun lalu,tidak ada lagi tarwih di tempat itu.kita sekarang di Indonesia,khususnya di daerah penulis yaitu di Kabupaten Wajo berbeda dengan ramadhan-ramadhan sebelumnya
Paling tidak sepanjang perjalanan hidup saya,mengikuti kegiatan ramadhan dari waktu ke waktu ramdhan itu adalah mesjid .pada saat memasuki ramadhan ,pada saat memasuki ramadhan,subuh di mesjid Bahkan dari ashar sampai maghrib  di lanjutkan dengan buka puasa bersama,shalat isya,tadarrus,shalat tarawih berjamaah hampir semua kegiatan di lakukan di mesjid
Kali ini beda...
Tak pernah terbayangkan masuk bulan ramadhan tanpa mesjid ,masuk bulan ramadhan tanpa kegiatan dalam mesjid .Berubah sekali.Ini adalah sesuatu yang amat berbeda dan barangkali kalau kita refleksi sedikit mungkin ini mirip dengan suasana Ramadhan di zaman Rasulullah SAW.
Pada masa itu tidak ada buka bersama,tidak ada tarawih bersama sempat ada tarwih namnu kemudian Nabi tidak meneruskannya.Semua di kerjakan di rumah.Iftar atau buka puasa di rumah.tidak ada ramai-ramai semua di lakukan di lingkungan rumah
Saat ini kita punya kesempatan tuk merasakan ramadhan seperti zaman Rasulullah.Namun kita juga harus mengakui selama ini kita juga membutuhkan likungan kita untuk membentuk suasana.Dengan adanya kegiatan di mesjid kita mampu saling merekatkan silaturahmi sesama penghuni mungkin di sekitar rumah kita yang hampir tidak saling mengenal lagi
Mesjid menjadi pendorong pada saat bulan puasa.Subuhan di mesjid ,semua bertemu di mesjid
Kini suasana berbeda kita harus mendisiplinkan diri tuk tak bertemu satu sama lain dan menahan hawa nafsu tanpa adanya lingkungan yang menilai,harus bisa meningkatka ibadah tanpa ada lingkungan yang mendorong
Sebuah pengalaman yang sangat unik berbeda dengan yang lalu-lalu
Dan pada akhirnya di terimah tidaknya ibadah itu bukan lagi urusan kita.maka mari kita manfaatkan setiap moment yang diberikan Allah kepada kita dengan saling mempererat ikatan kekeluargaan kita dengan menjalankan ibadah puasa #Dirumahaja.
Sekian,akhir kata penulis mengucapkan “Selamat menjalankan Ibadah Puasa “ semoga kita semua termasuk hamba-hamba yang mampu menjadi derajat Muttaqin dan di menangkan oleh Allah SWT

Komentar

Postingan Populer