Cerita bulan juli
Sebut saja waktu itu bulan Juli.ku habiskan masa libur
perkuliahaanku dengan berbagai kegiatan yang menurutku cukup positif di banding
dengan hari libur lain.
Sore itu setelah pulang dari penjara birokrasi yang aku
sebut kampus.terbesit di pikiran ku tuk membeli sebuah buku lagi.
Padahal buku yang sementara ku baca ini pun belum selesai ku
arungi halaman demi halaman.
”Ahh tak apalah” pikirku
apa yang salah dengan
menumpuk buku bacaan ketimbang harus menumpuk uang yang nantinya keluar entah
kemana
setelah memenangkan peperangan batin.ku luncurkan sepeda
motorku ke salah-satu toko buku favoritku yang berada di kota Makassar. sebut
saja namanya “Pelangi ilmu” harap ku sesampai di sana tokonya punya banyak
diskon buat kantong mahasiswa akhir bulan sepertiku.dan benar saja sesampainya
di sana.ku melihat deretan kardus yang bertuliskan “Diskon 50%” yang membuat
jiwa literasiku sakau seketika...
Tak berapa kali mata ini berkedip seketika ku dapat diri ini
sudah berada di tengah kumpulan buku yang tengah diskon dari harga setengah
itu.
Namun apa daya setelah 30 menitan lebih melotot ke rak-rak barisan
buku tak ada yang membuat otakku terpesona walaupun hanya sebatas keunikan
judul ataupun warna sampul.
“Mungkin karena bukunya kurang menarik dan tak laku jadi yah
di diskonkan” #bicaradalamhati
Setelah hampir putus asa akan pencarian yang tak berbuah
apa-apa ini.ku terhenti di deret barisan buku bersampul biru dengan gaya
lukisan seniman yang profesional yang sangat jelas terlihat sesosok wanita yang
dilatar belakangi seekor gajah jantan berwarnah hitam.
Seolah ada panggilan yang membuatku dengan kilatan cepat
mengambil dan langsung membayarnya di meja kasir.
Dijamin bukan mimpi.yah buku yang dikarang sastrwan asal
aceh bang Muswarman Abdullah yang telah membuat ku jatuh hati hari itu.
Dan setelah membacanya ku merasa tak pantas buku ini berada
di deretan buku diskon sebab isi dari buku ini sangat mampu membawaku tuk
berkhyal layaknya seorang pengangguran yang di tinggal nikah oleh pacarnya.
Buku ini berisi cerpen-cerpen yang satiris dan inspiratif
bagus buat kalian yang mau nyinggung secara perlahan .eheheheh
Ada satu kisah di buku ini yang membuat ku akhirnya mengetuk
kembali keyboard laptopku tuk membagikannya.
Judulnya :
“Pujian itu berisiko”.Ada sebuah danau.aku berdiri di
tepiannya hampir setiap sore.diam-diam,dari balik rumpun bambu tempatku
berdiri,aku sering melihat seorang pemuda meyebrangi danau itu dengan berjalan
di atas air.dia seorang pemuda yang bersahaja ,baik hati lagi taat ibadah
Konon, kata orang-orang arif,orang yang bisa berjalan di
atas air tidak menyadari kalau apa yang dia lakukan adalah hal yang spektakuler
yang bisa dilakukan sebagai seorang manusia.artinya, dia sama sekali tidak
bangga bahwa dia bisa berjalan di atas air
Sore ini,karena terlalu kagum,aku datang menjumpai pemuda
itu ketika ia hendak menyebrang.setelah bersalaman dan ku sampaikan kekagumanku
kepadanya serta memujinya yang membuatnya tersipuh malu di buatnya.ternyata
benar dia menganggap hal itu biasa saja
Lalu, dia pun memohon izin untuk berjalan di atas danau
untuk sampai ke sebrang danau seperti biasa.namun,betapa terkejutnya dia.begitu
kakinya melangkah,tumitnya langsung tenggelam dalam air.dia mencoba
lagi.tenggelam lagi.mencoba lagi.tenggelam lagi
Aku sadar bahwa telah berdosan terhadap si pemuda dengan
memberati tubuh dan membebani jiwa si pemuda itu dengan perasaan bangga akibat
pujian ku sore ini dan akhirnya dia menggunakan perahu dan mengayuhnya sendiri
untuk sampai ke rumahnya yang berada di sebrang danau.
Komentar
Posting Komentar